NESIAPOS, JAKARTA - Plagiarisme dalam ranah penulisan merupakan tindakan mengutip karya tulis orang lain tanpa menyebutkan rujukan secara tepat. Tindakan ini memiliki dampak buruk bagi orang yang melakukannya, salah satunya adalah pencabutan gelar akademik. Oleh karena itu, perlunya upaya pencegahan plagiarisme yang masif dan melakukan pengawasan yang ketat sebelum karya tulis tersebut dipublikasikan.
Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, Nani Solihati, selaku Wakil Rektor III Uhamka; Ade Hikmat, selaku Direktur Pascasarjana Uhamka; dan Achmad Abimubarok, selaku dosen FKIP Uhamka, melakukan edukasi pencegahan plagiarisme kepada guru-guru di Sekolah Islam Terpadu Darul Abidin, Depok. Sekolah ini merupakan sekolah yang aktif dalam kegiatan menulis karena tiap tahun, para guru dan siswa menerbitkan buku. Sehingga, Direktur Sekolah Darul Abidin, Gamal, menyatakan dukungannya pada kegiatan ini.
“Sebagai penulis, kita harus punya rasa praduga bersalah. Artinya, kita merasa bahwa apa yang kita tulis masih memiliki kesalahan. Dengan rasa bersalah itu, kita berani untuk mengecek tingkat plagiarisme agar ke depannya, tulisan kita tidak membawa masalah. Oleh karena itu, saya sangat mendukung kegiatan ini,” ujarnya, Kamis (27/7).
Kegiatan ini memiliki dua aktivitas, antara lain guru diberikan penyamaan persepsi oleh Nani Solihati terkait plagiarisme. Poin utama yang disampaikan adalah plagiarisme memiliki lima tindakan, yaitu plagiarisme kata, plagiarisme gagasan, plagiarisme sumber, plagiarisme kepengarangan, dan auto-plagiarisme. Antusiasme guru sangat terlihat pada aktivitas ini, apalagi mereka baru memahami bahwa mengutip karya sendiri tanpa menyebutkan sumbernya juga perbuatan plagiarisme, yang disebut auto-plagiarisme.
Pada aktivitas yang kedua, para guru diberikan pelatihan oleh Achmad Abimubarok untuk memparafrasa sebuah teks agar tidak terdeteksi mesin pengecek plagiarisme. Selain itu, guru juga diperlihatkan hasil pembandingan sebelum dan sesudah diparafrasa menggunakan aplikasi Turnitin. Dengan begitu, guru akan melihat secara nyata bukti penting dari penggunaan parafrasa.
Direktur Pascasarjana Uhamka Ade Hikmat berharap para guru terus dapat menulis dengan produktif serta dapat meminimalisir tingkat plagiarisme.
“Semoga kegiatan ini bisa bermanfaat, khususnya dalam meminimalisir tingkat plagiarisme dan semakin meningkatkan motivasinya untuk menghasilkan karya tulis yang orisinal,” tuturnya, Kamis (27/7).
0 Komentar