NESIAPOS - Oleh: Fathan Faris Saputro*
Perubahan rutinitas dapat menjadi sumber stres yang signifikan bagi pelajar. Ketika mereka kembali ke sekolah setelah liburan atau memasuki tingkat pendidikan yang baru, mereka dihadapkan pada tuntutan baru, jadwal yang lebih ketat, dan harapan yang lebih tinggi. Semua perubahan ini dapat menimbulkan tekanan yang berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan performa akademik mereka.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan stres adalah ketidakpastian yang terkait dengan perubahan rutinitas. Pelajar sering kali merasa cemas tentang apa yang diharapkan dari mereka di tahun ajaran baru. Mereka mungkin khawatir tentang bagaimana mereka akan beradaptasi dengan guru baru, teman sekelas baru, dan tugas-tugas akademik yang lebih menantang. Ketidakpastian ini dapat memicu perasaan tidak aman dan kecemasan yang berlebihan.
Selain itu, perubahan rutinitas juga dapat mengganggu pola tidur dan istirahat yang sehat. Liburan yang menyenangkan dapat mengubah jadwal tidur pelajar, dan kembali ke sekolah membutuhkan penyesuaian yang sulit. Pelajar mungkin merasa sulit untuk tidur cukup di malam hari, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi konsentrasi dan energi mereka di sekolah. Kurangnya tidur yang memadai juga dapat memperburuk tingkat stres yang mereka alami.
Tingkat harapan yang lebih tinggi juga dapat menyebabkan stres pada pelajar. Dalam tingkat pendidikan yang lebih tinggi, tuntutan akademik meningkat. Pelajar diharapkan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi, menghadapi ujian yang lebih sulit, dan mengatur waktu mereka dengan lebih efektif. Mereka mungkin merasa tertekan oleh ekspektasi yang diletakkan pada mereka oleh guru, orang tua, dan bahkan diri mereka sendiri.
Perubahan rutinitas juga dapat memengaruhi aspek sosial kehidupan pelajar. Mereka harus beradaptasi dengan teman sekelas baru dan lingkungan yang berbeda. Mungkin sulit bagi mereka untuk memulai kembali ikatan sosial dan mendapatkan kenyamanan di tengah perubahan tersebut. Rasa kesepian atau perasaan terasing juga dapat muncul, yang dapat menyebabkan stres emosional.
Untuk mengatasi stres pelajar menghadapi perubahan rutinitas, penting bagi mereka untuk memiliki strategi yang efektif. Pertama, penting bagi mereka untuk mencari dukungan dari teman sebaya, keluarga, dan guru. Berbagi perasaan dan kekhawatiran mereka dengan orang-orang terdekat dapat memberikan rasa lega dan pemahaman.
Penting bagi pelajar untuk mengatur waktu mereka dengan bijaksana dan mengembangkan kebiasaan tidur yang sehat. Memiliki jadwal yang teratur, mengatur waktu belajar, istirahat, dan rekreasi dengan seimbang dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan konsentrasi. Praktik olahraga, meditasi, atau aktivitas relaksasi lainnya juga dapat membantu mengurangi tingkat stres.
Kelola Ekspektasi
Penting bagi pelajar untuk mengelola ekspektasi mereka dengan bijaksana. Mereka harus mengingat bahwa keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh pencapaian akademik semata. Fokus pada kemajuan pribadi, menghargai usaha yang telah dilakukan, dan menjaga keseimbangan antara akademik dan kehidupan pribadi dapat membantu mengurangi tekanan yang tidak perlu.
Dalam menghadapi perubahan rutinitas di awal tahun pelajaran, stres mungkin menjadi tantangan yang signifikan bagi pelajar. Namun, dengan dukungan yang tepat, manajemen waktu yang baik, dan pengelolaan ekspektasi yang sehat, mereka dapat mengurangi stres dan menghadapi perubahan dengan lebih baik. Kesejahteraan mental dan performa akademik mereka dapat meningkat secara keseluruhan.
Selain strategi yang telah disebutkan sebelumnya, penting juga bagi pelajar untuk mengembangkan keterampilan pengelolaan stres. Ini melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor pemicu stres dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi dampaknya. Pelajar dapat menggunakan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga untuk menenangkan pikiran mereka dalam situasi yang menegangkan.
Positif dan Optimis
Penting bagi pelajar untuk membangun pola pikir yang positif dan optimis. Mereka harus mengubah pandangan mereka tentang perubahan rutinitas sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang, bukan sebagai ancaman atau beban tambahan. Dengan mengadopsi sikap yang adaptif dan fleksibel, pelajar dapat menghadapi perubahan dengan lebih baik dan mengatasi stres yang terkait dengannya.
Selain itu, guru dan sekolah juga berperan penting dalam mengurangi stres pelajar di awal tahun pelajaran. Mereka dapat menyediakan lingkungan yang mendukung dan inklusif, memberikan panduan yang jelas, dan memberikan dukungan emosional kepada para pelajar. Program bimbingan dan konseling juga dapat menjadi sumber yang berharga untuk membantu pelajar mengelola stres dan menghadapi perubahan rutinitas dengan lebih baik.
Penting untuk diingat bahwa stres pada pelajar bukanlah hal yang sepele. Stres yang berkepanjangan dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan fisik mereka, serta kinerja akademik. Oleh karena itu, penting bagi orang tua, guru, dan masyarakat untuk memperhatikan tanda-tanda stres pada pelajar dan memberikan dukungan yang diperlukan.
Perubahan rutinitas di awal tahun pelajaran dapat menyebabkan stres yang signifikan bagi pelajar. Namun, dengan strategi yang tepat, dukungan sosial yang memadai, dan manajemen stres yang efektif, pelajar dapat mengatasi stres tersebut. Penting bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan pengelolaan stres, membangun pola pikir yang positif, dan mencari dukungan dari orang-orang terdekat. Dengan cara ini, mereka dapat menghadapi perubahan rutinitas dengan lebih baik dan mencapai kesejahteraan mental serta kesuksesan akademik yang lebih baik. Wallahu a’lam bishawab.
*) Koordinator Divisi Pustaka dan Informasi MPID PDM Lamongan
0 Komentar