NESIAPOS, KEPULAUAN SERIBU - Obat adalah salah satu jenis sediaan farmasi yang merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Berbagai masalah kesehatan terkait penggunaan obat masih ditemui di masyarakat. Hal ini dapat karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang penggunaan dan penanganan obat dengan benar.
Hal ini mendorong sejumlah akademisi melakukan penyuluhan dalam pengabdian masyarakat. Penyuluhan ini disampaikan oleh para apoteker yang merupakan dosen pada Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA dan di bawah supervisi Lembaga Pengembangan dan Pengabdian (LPPM) memberikan penyuluhan berupa komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat.
Kegiatan dengan tema “Upaya Peningkatan pengetahuan Masyarakat terhadap DAGUSIBU Obat kepada Warga di Pulau Pari Kepulauan Seribu” ini dilaksanakan pada Jumat dan Sabtu, 23-24 Juni 2023. Fokus kegiatan ini adalah melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi terhadap upaya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang DAGUSIBU obat.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini diprakarsai oleh Dr. apt. Dwitiyanti, M.Farm., apt. Ari Widayanti, M.Farm, dan apt. Kori Yati, M. Farm. Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh Dekan FFS UHAMKA Dr. apt. Hadi sunaryo, M.Si sekaligus membuka acara.
Dalam kegiatan ini, para apoteker membawa beberapa contoh obat yang dapat diinformasikan terkait penggunaan obat yang benar seperti contoh penggunaan obat suntik insulin untuk penderita diabetes melitus, bukan hanya itu para apoteker juga memberikan informasi terbaru, menjawab pertanyaan, dan memberikan saran praktis kepada peserta terkait DAGUSIBU obat.
Menurut Dr. apt. Dwitiyanti, M. Farm., memberikan pengetahuan yang akurat dan terkini kepada masyarakat tentang DAGUSIBU sangatlah arti penting. “Dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pengelolaan dagusibu dapat menghindari timbulnya drug related problem,” ujarnya kepada awak media.
Sementara itu, respons dari masyarakat terhadap program ini sangat positif. Peserta merasa terbantu karena mereka mendapatkan informasi dari pengelolaan obat yang tepat. “Program ini membantu saya memahami pengelolaan obat di rumah terutama cara penggunaan obat dan pembuangan obat yang benar, jika obat sudah expired,” kata Ibu Lita Puspita, peserta kegiatan yang memiliki riwayat Diabetes.
Melalui upaya pemberdayaan masyarakat seperti ini, diharapkan kesadaran dan pengetahuan tentang DAGUSIBU akan makin meningkat. Dengan terus mendorong pemberdayaan masyarakat dan pendidikan yang berkelanjutan, dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah untuk meningkatkan derajat kesehatan salah satunya melalui pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi yang benar. (dwi)
0 Komentar