Wisuda di Jenjang Sekolah, Bolehkah?
NESIAPOS - Oleh: Anton
Wisuda merupakan prosesi sakral yang biasa dilakukan oleh Perguruan Tinggi sebagai tanda bahwa para Mahasiswa/i telah menyelesaikan pendidikannya. Sebelum diwisuda, para mahasiswa/i harus bisa menyelesaikan tugas membuat skripsi terlebih dahulu. Untuk membuat skripsi itu tidaklah mudah. Sebab, bukan hanya menguras tenaga dan pikiran, melainkan juga membutuhkan materi yang tidak sedikit terutama untuk menyiapkan berkas-berkas laporan penelitian. Dari kesulitan itulah, yang membuat acara Wisuda terasa begitu sakral dan mengharukan. Karena, perjuangan panjang bagi para mahasiswa/i berhasil terselesaikan.
Namun, belakangan ini, fenomena Wisuda menjadi pro-kontra bagi para orang tua. Acara Wisuda yang biasanya hanya dilakukan oleh Perguruan tinggi, dilakukan juga oleh TK hingga SMA. Sehingga terjadilah Pro-kontra di kalangan para orang tua. Dilansir dari YouTube Channel Liputan6, bagi orang tua yang setuju dengan adanya wisuda mulai dari TK hingga SMA, beralasan menganggap acara wisuda merupakan momen yang tidak dapat terbayarkan dengan apa pun. Sebab, di dalam acara tersebut, terdapat juga kreasi dan bakat-bakat yang ditampilkan oleh anak-anak. Sehingga perlu diadakan acara Wisuda.
Sedangkan bagi para orang tua yang tidak setuju dengan acara wisuda di tingkat TK hingga SMA karena beralasan, dirasa belum perlu dan hanya bikin mubazir. Dan ada pula yang tidak setuju dengan alasan masalah ekonomi. Sebab, orang tua juga perlu menyiapkan uang untuk keperluan biaya sekolah di jenjang berikutnya, misalnya, untuk membeli seragam, tas, sepatu, buku, dan sebagainya.
Menanggapi pro-kontra acara Wisuda di kalangan para orang tua, penulis mempunyai dua pandangan berbeda. Pertama, tidak setuju. Jika acara wisuda dilakukan oleh TK hingga SMP. Karena menurut penulis, peluang untuk merasakan wisuda itu masih terbuka lebar sehingga dinilai belum tepat. Lebih baik, uang yang seharusnya buat pembayaran wisuda bisa digunakan untuk persiapan memasukkan anak ke jenjang pendidikan berikutnya.
Setuju. Jika acara wisuda dilakukan juga di tingkat SMA. Sebab, tidak semua siswa/i bisa melanjutkan kuliah. Sekalipun orang tuanya mampu, terkadang anaknya lebih memilih untuk bekerja dibandingkan harus melanjutkan pendidikannya. Sehingga, jika acara wisuda juga dilakukan di tingkat SMA, bagi penulis dinilai tepat. Agar siswa/i yang tidak melanjutkan kuliah tetap bisa merasakan Wisuda.
Dari dua sudut pandang penulis di atas, terkait Pro-kontra Wisuda. Penulis menyimpulkan, acara wisuda dari tingkat TK hingga SMP dinilai belum tepat dan belum perlu dilakukan. Lebih baik acara wisuda ditiadakan, agar para orang tua bisa memfokuskan pengeluarannya untuk keperluan biaya pendidikan ke jenjang berikutnya. Sedangkan, wisuda ditingkat SMA dinilai sudah tepat. Karena tidak semua siswa bisa melanjutkan kuliah. Sehingga, bagi siswa yang belum bisa melanjutkan kuliah tetap bisa merasakan wisuda.
0 Komentar